Saya sangat menganjurkan prinsip ini karena kebanyakan mengabaikan hal ini saat belajar Alkitab. Jangan malas mencatat apa yang kita dapat dari Alkitab. Selalu siapkan alat tulis dan buku, atau komputer/laptop saat kita belajar Alkitab. Atau seperti saya, kadangkala saya mencatat apa yang saya tangkap di dalam telepon seluler. Ada banyak aplikasi smartphone yang memungkinkan hal ini.
Anda bisa membaca Alkitab tanpa mencatatnya, tetapi Anda tidak bisa belajar darinya. Selalu catat, tulis, atau ketikkan apa yang kita tangkap dari Alkitab. Bagaimanapun gaya penulisan Anda, jangan malas untuk mencatat.
Dawson Trotman, seorang perintis dari pelayanan Navigator mengatakan “Thoughts disentangle themselves when they pass through the lips and the fingertips.” Pikiran akan terurai dengan sendirinya saat melewati bibir dan jari kita.
The Message memfarafrasekan Ayub 23:12 dengan kalimat “I’ve obeyed every word He’s spoken, and not just obeyed his advice – I’ve treasured it”. Jangan malas menyimpan harta karun kebenaran Alkitab dalm bentuk catatan-catatan berharga. Kalau Anda punya gembala/pendeta yang punya karunia mengajar, jangan pernah sia-siakan tanpa mencatatnya.
Menurut sebuah penelitian, seseorang itu belajar dan menangkap:
- 10% dari apa yang dia baca
- 20% dari apa yang dia dengar
- 30% dari apa yang dia lihat
- 50% dari apa yang dia lihat dan dengar
- 70% dari apa yang dia katakan (termasuk di dalamnya yang dia catat)
- 90% dari apa yang dia lakukan
Lihat bagaimana catatan sangat mempengaruhi seberapa besar yang bisa kita pelajari.
Di komsel kami, mencatat kebenaran Alkitab adalah kebiasaan yang dibangun sejak awal kami bertemu. Bahkan ada banyak sahabat-sahabat saya di komsel yang punya kebiasaan mencatat pengajaran kata per-kata persis seperti yang diucapkan pengkhotbah. Buatlah catatan yang baik, susunlah, dan kumpulkanlah serapi mungkin.
Mengapa saya mendorong kita untuk selalu mencatat pembelajaran Alkitab kita? Apa keuntungannya?
- Saya sering diminta berkhotbah dalam waktu yang sangat mendadak. Catatan-catatan pembelajaran Alkitab yang saya susun bertahun-tahun sangat menolong dalam waktu-waktu demikian.
- Kalaupun Anda bukan seorang pengkhotbah, akan ada suatu waktu di mana akan ada orang yang bertanya tentang iman, pengharapan, dan gaya hidup kekristenan Anda (1 Petrus 3:15). Percayalah, saya sudah sering mengalami ini, banyak sms, pesan lewat internet dan sosial media, yang bertanya tentang Alkitab, baik saudara seiman maupun mereka yang berbeda kepercayaan. Saya bisa menjawabnya, karena saya pernah belajar tentang hal itu, dan punya catatan tentang hal itu.
- Catatan pembelajaran Alkitab sangat menolong dalam kita mengukur pertumbuhan kedewasaan rohani kita. Beberapa kali saya membaca catatan-catatan pembelajaran Alkitab dan khotbah-khotbah saya, saya masih sering menemukan dangkalnya pemahaman-pemahaman saya akan Alkitab. Sekaligus ini berfungsi untuk mengoreksi perjalanan hidup kekristenan kita.
- Membuat catatan pembelajaran Alkitab menolong kita pada langkah berikutnya, yaitu membuat penerapan/aplikasi praktis dari apa yang sudah kita tangkap dari Alkitab.
Tunggu apalagi, mulai sekarang jangan malas mencatat apa yang kita pelajari dari Alkitab, baik saat mendengarkan khotbah, komsel, ataupun pada waktu saat teduh pribadi.
=======<0>=======
Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Pingback: Bacalah Perjanjian Lama dengan hati di Perjanjian Baru
Pingback: Ambil penerapan praktis
Pingback: Belajar Alkitab bersama dokter Lukas (3) | Martianus' Blog