
Saya lanjutkan ke prinsip berikutnya dari Belajar Alkitab. Prinsip pertama, yaitu “Jangan seenaknya memenggal ayat” dapat dibaca di sini. Berikutnya saya ingin kita Belajar Alkitab tidak hanya melalui satu ayat saja.
Jangan berhenti di satu ayat! Sekali lagi, rhema bisa saja muncul dari satu ayat, tetapi kalau kita mau belajar Alkitab dengan sungguh-sungguh, jangan berhenti di ayat itu. Baca juga dan renungkan beberapa ayat di atasnya dan di bawahnya. Atau jika ingin lengkap baca satu perikop dari ayat tersebut. Lembaga Alkitab Indonesia cukup membantu para pembaca Alkitab dengan membagi pasal dalam perikop-perikop. Pada umumnya perikop ditentukan berdasarkan kesamaan dan kesinambungan tema dari ayat-ayat di dalamnya. Memang belum sempurna, tetapi sangat cukup untuk menolong kita.
Kita masih ambil contoh ayat yang kemarin ya, di Ulangan 28:13 “TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia”.
Jika kita baca di Alkitab Bahasa Indonesia, kita menemukan bahwa ayat ini berada dalam satu perikop berjudul “Berkat”, yaitu dari ayat 1-14.
Jika kita baca dan renungkan dengan baik-baik, kita temukan bahwa berkat yang dijanjikan TUHAN Allah kepada bangsa Israel ada beberapa hal, bukan hanya diangkat menjadi kepala. Tetapi kita juga akan menemukan bahwa ada kondisi atau prasyarat yang harus dipenuhi oleh bangsa Israel untuk menerima berkat-berkat itu, yaitu:
- Baik-baik mendengarkan suara TUHAN dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya. (ay. 1, 13)
- Tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya. (ay. 14)
Artinya, kalau dua kondisi ini tidak dipenuhi oleh bangsa Israel, maka mereka tidak akan menerima berkat-berkat yang dijanjikan itu. Bahkan kalau kita maju sedikit ke ayat 15, akan kita temukan, bahwa pelanggaran terhadap prasyarat yang dikemukakan di perikop sebelumnya akan mendatangkan kutuk-kutuk.
Jadi, prinsip kedua yang ingin saya tekankan dalam belajar Alkitab adalah jangan berhenti di satu ayat. Pada tulisan berikutnya, saya ingin mengajukan satu prinsip khusus waktu kita belajar dari kitab-kitab Perjanjian Lama. Tunggu ya 🙂
=======<0>=======
Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Pingback: Jangan seenaknya memenggal ayat!
Pingback: Azazel: bukan siapa, melainkan mengapa
Pingback: Ayat-ayat hoax bertebaran selama pandemi Covid-19 – Blognya Martianus
Pingback: Bacalah Perjanjian Lama dengan hati di Perjanjian Baru – Blognya Martianus