Permata yang satu ini tujuannya memang memperindah, makanya jika diabaikan ya malah menghancurkan. Tentu saja ini bukan permata batu mulia itu. Mustinya pada singer tahu persis apa yang saya maksud dengan permata ini. Yup, ini tanda permata pada notasi musik untuk memperpanjang hitungan ketukan.
Makanya, saya tuliskan di atas, pengabaian kepada permata ini, bisa sangat menghancurkan atmosfer penyembahan di kebaktian. Ini tulisan dari seorang organis amatir yang sering merasa terganggu karena ketidaksepakatan terhadap tanda permata.
Begini, menurut saya salah satu tugas singer itu ‘kan menuntun jemaat untuk memuji. Lha jadi kacau kalau Anda sebagai singer tidak mau membaca notasi dan mengandalkan hapalan.
Contoh ya, lagunya Joseph H. Gilmore yang di Kidung Jemaat diberi judul “Tenanglah Kini Hatiku”.
Perhatikan ya, satu lagu dengan empat buku lagu yang berbeda, penempatan permatanya juga berbeda. Hanya Kidung Lawas (KPKL) dan Kidung Pasamuwan Kristen (KPKA) yang sama. Sementara Kidung Jemaat dan Kidung Pasamuwan Jawi berbeda.
Bayangkan ini, organis itu kan membaca dan manut dengan notasi to. Lha kalau di liturgi tertulis KPJ 436 “Gusti Nuntun Lampah Kula” pastinya organis memainkan berdasarkan notasi KPJ 436, sementara Anda sebagai singer menyanyikan berdasarkan hapalan KPKA 149, namanya ngajak bubar ‘kan. Di akhir baris ketiga, Anda memperpanjang ketukan, sementara organis sudah masuk ke baris keempat. Jemaat bingung, Anda ketinggalan notasi.
Bisa juga kebalikannya to, KJ 410 yang di setiap akhir baris ada permata, Anda menyanyikan dengan notasi Kidung Lawas. Anda sudah masuk ke refrein, sementara organis masih memperpanjang ketukan.
Sekali lagi saya nyatakan, ini bukan sekedar tata cara menyanyi. Ini tentang menyembah Tuhan.
Mbok sebelum pelayanan itu, buku lagu dibaca. Latihan dengan organis itu perlu. Sudah tidak latihan, datang lima menit sebelum kebaktian. Never underestimate a preparation. Pelayanan apapun — sekali lagi pelayanan apapun — tanpa persiapan, Anda sedang meremehkan makna pelayanan itu.
Sekali waktu saya dengar ada komentar, “organis GKJ itu enak yo, penting bisa baca not, tidak latihan, bisa langsung mancal”. Mancal gundulmu kempling itu. Sehapal apapun kita dengan sebuah lagu, seahli apapun teknik bermusik kita, jangan kita lalu mengabaikan perencanaan dan persiapan pelayanan.
Boleh baca ulang khotbah saya tentang Pelayanan Indomie, jangan pernah terbiasa dengan pelayanan yang dipersiapkan dalam “tempo yang sesingkat-singkatnya”.
=======<0>=======
Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.