Bagaimana orang Kristen memilih gerejanya

Ini cuma sekedar tulisan ringan saja, mau dianggap serius juga boleh. Berdasarkan pengamatan dan penelitian saya yang tidak sahih dan tidak cukup untuk dipertanggungjawabkan 🙂 maka ini temuan saya. Yah, maksud saya ini sekedar pandangan pribadi saya.

Kalau saya sebut “memilih gerejanya” itu adalah rumah ibadah yang didatangi setiap hari Minggu untuk beribadah. Belum tentu menjadi anggota/ jemaat gereja tersebut, karena sekarang saya melihat banyak orang Kristen yang terdaftar sebagai anggota di suatu gereja yang memilih beribadah di gereja lain. Ini beberapa faktor yang saya temukan.

1. Faktor Lokasi

Meskipun faktor ini tidak begitu mempengaruhi lagi, tetapi masih ada orang Kristen yang memilih gerejanya berdasarkan kedekatan jarak dengan tempat tinggal. Apalagi dengan banyaknya alat transportasi, dan juga banyaknya kepemilikian kendaraan pribadi, faktor lokasi ini tidak begitu berpengaruh. Saya sudah menemui banyak orang yang rela melakukan perjalanan ratusan kilometer untuk beribadah di satu gereja.

2. Faktor Kekerabatan, Ikatan, dan Koneksi

Pada masyarakat yang memegang kuat hubungan kekerabatan, biasanya jika berasal dari satu suku, akan berkumpul bersama di satu gereja. Ini lebih banyak terjadi pada gereja-gereja berbasis suku.

Juga berlaku dalam hubungan keluarga. Biasanya keluarga-keluarga yang punya hubungan kekerabatan yang dekat akan memilih berada di dalam satu gereja yang sama. Meskipun ada catatan khusus untuk generasi muda zaman ini, ada kecenderungan untuk memilih berbeda gereja dengan orang tuanya. Penelitian C. Peter Wagner menunjukkan bahwa dampak dari pesatnya perubahan budaya adalah banyak orang dari generasi baru tidak akan dimenangkan bagi Kristus di gereja-gereja orang tua mereka.[1]

Yang berikutnya saya lihat adalah berkenaan dengan koneksi bisnis. Ada kegerakan yang bagus di antara pada businessman yang kemudian menjadi cara membawa rekan-rekan bisnis mereka ke gereja. Saya sering melihat mereka membicarakan bisnis bersama sambil makan setelah beribadah di gereja. Meskipun juga ada yang membicarakan bisnis saat sedang mendengarkan khotbah 🙁

3. Faktor Kenyamanan

Saya ingin menyebutnya faktor selera, faktor psikologis, tapi mungkin kata nyaman lebih tepat. Ada yang nyaman beribadah di gereja kecil, ada yang nyaman beribadah di gereja besar, ada yang nyaman dengan musik yang bervariasi, ada yang tidak nyaman beribadah di gereja dengan pengajaran yang keras, ada yang nyaman kalau dikhotbahi yang manis-manis dan janji kelimpahan, dan seterusnya. Saya rasa ini faktor yang paling banyak berpengaruh pada orang Kristen di Indonesia.

Orang Kristen Indonesia memiliki banyak pilihan gereja, lebih lagi dengan begitu melimpahnya denominasi atau sinode gereja di negara ini. PGI saja mencatat lebih dari 60 denominasi gereja yang menjadi anggotanya. PGII ada lebih dari 80-an denominasi. Bayangkan saja bahwa 1 denominasi itu bisa mendirikan puluhan hingga ratusan gereja.

Yah, banyaknya aliran, denominasi, sinode gereja di Indonesia ini, saya tidak tahu harus menyebutnya sebagai anugerah atau apa ya. Sayangnya saya tidak punya data yang sahih, tetapi saya bisa menyebutkan banyaknya denominasi yang lahir dari sebuah perpecahan dengan denominasi sebelumnya.

Mengutip pernyataan seorang pendeta yang mengadakan semakin banyak gereja itu seperti menjaring ikan. Semakin banyak jala yang ditebar, semakin banyak kemungkinan ikan yang ditangkap. Tetapi tetap saja, saya rasa yang banyak dilakukan adalah memindahkan ikan dari satu perahu ke perahu yang lain.

Seorang kawan pernah menuliskan komentar di blog ini, banyaknya denominasi/aliran gereja di Indonesia ini di satu sisi juga sebagai tanda bahwa orang Kristen di Indonesia masih sulit bersatu. Entah bagaimana harus menjawabnya. Apakah orang Kristen masih bisa berlindung di balik pernyataan ini, “keragaman adalah anugerah, perbedaan harus disyukuri“?

=======<0>=======

Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.

CC BY-NC-SA 4.0 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

  1. [1]Wagner, C. Peter. 1995. Penanaman Gereja Untuk Tuaian Yang Lebih Besar. Jakarta: Harvest Publication House. hlm. 37.

1 thought on “Bagaimana orang Kristen memilih gerejanya

  1. Julie Buntoro

    1. … banyak orang dari generasi baru tidak akan dimenangkan bagi Kristus di gereja-gereja orang tua mereka – Ini yang saya alami dan prihatin. 2. banyaknya keragaman memprihatinkan buat saya. Padahal Tuhan menginginkan kesatuan di dalam Dia (Yoh 17:21)3.Lebih banyak orang pindah gereja dari pada dimenangkan bagi Kristus. Gereja yang ke”banjiran” umat beranggapan telah menuai. Sebuah kebodohan dan pembodohan.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Captcha * Time limit is exhausted. Please reload CAPTCHA.