Ketika Tuhan Menolak Upaya Banding Musa

Di Meriba, TUHAN Allah memutuskan bahwa Musa tidak akan memasuki Tanah Perjanjian.

Pada suatu kali, ketika tidak ada air bagi umat itu, berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun, dan bertengkarlah bangsa itu dengan Musa, katanya: “Sekiranya kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami mati binasa di hadapan TUHAN! Mengapa kamu membawa jemaah TUHAN ke padang gurun ini, supaya kami dan ternak kami mati di situ? Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minumpun tidak ada?”

Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka.

TUHAN berfirman kepada Musa: “Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya.”

Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: “Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?”

Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.

Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.”

Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka.[1]

Mungkin sepertinya hukuman bagi Musa ini terlalu berat, tetapi sebenarnya tidak. Mengingat apa yang dilakukan Musa di hadapan bangsa Isreal. Tetapi, kita akan bahas itu di lain waktu.

Rupanya setelah peristiwa ini, Musa masih mengajukan banding atas hukuman ini. Musa masih menawar untuk bisa masuk ke Tanah Perjanjian.

“Juga pada waktu itu aku mohon kasih karunia dari pada TUHAN, demikian:

Ya, Tuhan ALLAH, Engkau telah mulai memperlihatkan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu dan tangan-Mu yang kuat; sebab allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau? Biarlah aku menyeberang dan melihat negeri yang baik yang di seberang sungai Yordan, tanah pegunungan yang baik itu, dan gunung Libanon.

Tetapi TUHAN murka terhadap aku oleh karena kamu dan tidaklah mendengarkan permohonanku. TUHAN berfirman kepadaku: Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku.

Naiklah ke puncak gunung Pisga dan layangkanlah pandangmu ke barat, ke utara, ke selatan dan ke timur dan lihatlah baik-baik, sebab sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi.[2]

Hasilnya? TUHAN menolak permintaan Musa ini dengan tegas. Meskipun TUHAN memberikan sedikit kelonggaran supaya Musa bisa melihat Tanah Perjanjian dari puncak gunung Pisga, tetap saja bandingnya Musa ini ditolak-Nya.

Bayangkan ini, Musa lho, ditolak mentah-mentah oleh TUHAN. Anda tahu siapa Musa, kita tahu persis bagaimana karibnya hubungan Musa dengan TUHAN Allah. Sampai Keluaran 33:11 menuliskan, “Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya”.

Bandingkan kita dengan Musa, jaminan apa yang membuat kita yakin kalau TUHAN tidak akan menolak doa-doa kita?

Saya tidak sedang mendegradasi iman kita kepada Tuhan yang Mahamendengar, saya tidak sedang menghilangkan fakta bahwa Dia Tuhan yang mampu menjawab semua doa kita, tetapi saya harus menunjukkan fakta bahwa Dia adalah Tuhan yang bisa mengatakan TIDAK terhadap doa kita.

Jangan sampai kita dininabobokkan pengajaran yang salah, jangan sampai kita dibodoh-bodohi oleh pemberitaan yang konyol, jangan sampai kita terlena dengan khotbah-khotbah yang manis di telinga, bahwa orang Kristen doanya pasti dijawab.

Maaf kalau pernyataan ini mengecewakan Anda, tetapi tidak selalu saat kita angkat tangan, Dia pasti turun tangan. Tidak selalu!

Jangan kekanak-kanakan, jangan manja! Saya yakin Tuhan ingin kita bertumbuh dewasa dan semakin sempurna, jika itu harus dilakukan-Nya dengan tidak mendengarkan permohonan kita.

=======<0>=======

Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.

CC BY-NC-SA 4.0 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

  1. [1]Bilangan 20:2-13
  2. [2]Ulangan 3:23-27

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Captcha * Time limit is exhausted. Please reload CAPTCHA.