Satu hal yang sering dilupakan oleh orang Kristen adalah saat kita berkata “ya” kepada Tuhan, pada saat bersamaan kita berkata “tidak” kepada banyak hal lainnya. Kita tidak bisa berkata ya kepada kehendak Tuhan sementara berkata ya juga kepada hal yang lain. Alkitab sendiri berkata bahwa,
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain.[1]
Yang pertama, pasti kita harus berkata tidak kepada Iblis. Tidak kepada semua tipu dayanya, tidak kepada keinginannya, tidak kepada tawaran-tawarannya. Ingat, iblis itu bisa menawarkan apapun kepada kita, tentu saja tawaran-tawaran yang menggiurkan, yang dibungkusnya dengan rapi, termasuk dalam bungkus apa yang disebut rohani. Baca ulang pencobaan Tuhan Yesus di padang gurun, kita bisa menemukan betapa strategisnya tawaran iblis.
Berikutnya, kita harus mengatakan tidak terhadap kesenangan diri sendiri. Apa susahnya bagi Tuhan Yesus untuk membuat roti dari batu-batu yang berserakan itu. Tetapi, Tuhan Yesus tahu bahwa kesenangan Allah Bapalah yang harus dikerjakan-Nya.
Apa juga susahnya bagi Yesus mengomando malaikat-malaikat untuk menatang Dia. Bukahkah dengan mujizat semacam itu dengan mudahnya Yesus membuat orang banyak percaya kepada-Nya. Tidak! Bukan hal semacam itu yang harus kita kejar. Kesenangan, kebanggaan, pengaguman, penghormatan, jika kita tidak siap berkata tidak untuk hal-hal itu, sebenarnya kita belum siap berkata ya kepada Tuhan.
Pernyataan tidak juga harus kita katakan kepada kemegahan dunia ini. Gemerlapnya mamon memang sangat menyilaukan. Tetapi perhatikan pernyataan Tuhan Yesus, berkata ya kepada dunia sama artinya dengan menyembah iblis.
Pertanyaan, seriuskan kita berkata ya kepada Tuhan?
=======<0>=======
Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
- [1]Matius 6:24↩