Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.[1]
Kutipan ayat di atas pastilah dikenal oleh semua orang Kristen. Meskipun tidak ada frase gembala yang baik dalam syair yang ditulis Daud, judul dari Lembaga Alkitab Indonesia sudah mendarah daging: TUHAN gembala yang baik.
Perhatikan baik-baik mazmur yang ditulis oleh Daud ini. Lihat alegori yang dipakai oleh Daud. Bagi saya ini agak bertentangan dengan kehidupan Daud. Meskipun memang tidak ada referensi historikal kapan dan dalam suasana apa mazmur ini ditulis oleh Daud.
Mudah mengatakan kalau Tuhan itu gembala yang baik, jika kita menemukan padang berumput hijau, ketika kita dipuaskan dengan air yang tenang, saat kita dituntun di jalan yang rata. Kenyataannya, kehidupan Daud tidak selamanya seindah itu.
Jika kita membaca kehidupan Daud, kita bisa melihat bahwa padang gurun, gua-gua, dan medan pertempuran adalah tempat yang sering menjadi pembaringannya. Kita bisa mencermati bahwa kehidupan Daud tidak bisa dikatakan tenang-tenang saja. Pun jalan yang ditempuh Daud adalah jalan perjuangan dan pergumulan.
Dan dalam kehidupan yang semacam itu, Daud menuliskan: TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Jika, Tuhan tidak membaringkan kita di padang yang berumput hijau; jika ke air yang bergolak dan penuh arus kuat Dia membimbing kita; jikalau kita tahu bahwa jalan di depan kita sempit, penuh batu, dan halangan; apakah kita masih tetap mengatakan: “Yesus, gembalaku yang baik”?
=======<0>=======
Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
- [1]Mazmur 23:1-3↩