[en]Yes, you have the same questions with other readers of this blog. How can Eli be a good mentor? I know that maybe Eli can’t be called as a good mentor, but remember this, Samuel had not had other choices. His mother sent him to Eli. Perhaps – juts maybe – if he could choose other mentor, he would do that.
The reason I include the discipleship between Eli and Samuel as biblical mentoring is because I think that Eli had some good qualities that most modern Christian pastors/mentors have not. Eli taught Samuel some of the most important lesson in mentoring.
We can learn from the books of Samuel, that “The Word of Jehovah was rare in those days. There was no open vision.”[1] Our young Samuel never heard the voice of the LORD before. In this “dark age”, the Word of the LORD came to Samuel, and Eli played his role as a mentor very well.
First, Eli taught Samuel how to answer to the Word of the LORD. This is what a mentor have to do, to share and to train this sentence, “Speak, LORD, for Your servant hears.”[2]
Second, Eli taught Samuel how to respond to the Word of the LORD – even it sound so bitter. What Eli heard about what would happened to his family was not a good news. But in the end, Samuel could see and learn how he should respond to the word of God, “let Him do what seems good to Him”[3]
This is a quality that I seldom see in most modern pastors or church’s teachers. When they hear a sweet prophesy, they will welcome that Word of God with full of joy and a loud Amen. But, if they hear a bitter Word of God, you know how they respond.
These are the two things a mentor must teach:
- How to answer to the Word of the LORD; and
- How to respond to the Word of the LORD.[/en]
[id]Mungkin Anda punya pertanyaan yang sama dengan kebanyakan orang lainnya. Bagaimana mungkin Eli bisa disebut sebagai mentor yang baik. Tapi ingat, waktu itu Samuel tidak mempunyai pilihan lain, ibunya yang mengirimkannya kepada imam Eli. Kalau saja Samuel kecil bisa memilih, mungkin dia akan memilih mentor lainnya.
Alasan saya memasukkan pemuridan Eli kepada Samuel ini kepada kategori mentoring adalah karena saya rasa Eli memiliki beberapa kualitas yang tidak dimiliki oleh para mentor/gembala di gereja modern sekarang ini. Eli melatih Samuel beberapa pelajaran penting dalam mentoring.
Kalau kita baca kitab 1 Samuel, kita temukan bahwa “Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering”[4] Samuel remaja ini belum pernah sekalipun mendengar suara Tuhan. Dan di masa kegelapan inilah, Firman-Nya datang kepada Samuel, dan Eli memainkan perannya sebagai mentor dengan sangat baik.
Pertama, Eli mengajar Samuel bagaimana menjawab suara Tuhan. Inilah yang harus dilakukan seorang mentor, membagikan dan melatih kalimat ini, “Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.”[5]
Kedua, Eli melatih Samuel bagaimana meresponi Firman Tuhan – bahkan di saat kehendak Tuhan terasa begitu pahit. Apa yang imam Eli dengan tentang yang akan terjadi pada keluarganya jelas bukan berita yang indah, tetapi kemudian Samuel bisa belajar dari mentornya ini, bagaimana seharusnya meresponi suara Tuhan, “biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik.”[6]
Inilah kualitas yang saya sebut jarang ditemukan pada para gembala/mentor di gereja modern. Kalau mendengar nubuatan yang indah dan manis, pasti disambut dengan sukacita dan teriakan Amin yang keras. Tapi kalau itu berisi teguran yang pahit bagi mereka, bisa-bisa itu orang yang bernubuat akan disingkirkan.
Jadi, dua hal inilah – dua karakter inilah – yang harus diajarkan oleh seorang mentor:
- Bagaimana menjawab suara Tuhan; dan
- Bagaimana meresponi kehendak-Nya.[/id]
=======<0>=======
Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.