Saya pernah menuliskan apa yang diucapkan oleh beberapa tokoh iman menjelang kematian mereka dengan judul Kalimat Terakhir di Ranjang Kematian, untuk mengingatkan kita bahwa kematian adalah sebuah kepastian. Kali ini saya ingin kita melihat kematian kita dari sudut pandang orang lain di sekitar kita.
Ketika kita meninggalkan dunia fana ini sekali waktu kelak, apakah yang akan dikenang oleh orang-orang yang pernah dekat dengan kita. Apakah kita akan dikenal sebagai orang yang gila uang, orang yang selalu menginginkan dihormati, atau orang yang mudah tersinggung dan marah, atau seperti apa mereka akan mempercakapkan diri kita ketika kita sudah tidak ada di dunia ini lagi.
Alkitab mencatat sepenggal kisah yang mirip dengan kondisi di atas.
Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita–dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. Lida dekat dengan Yope. Ketika murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan: “Segeralah datang ke tempat kami.” Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan semua janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: “Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.[1]
Perhatikan bagaimana orang-orang mengenang seorang perempuan bernama Dorkas ini. Di mata kita di masa kini, apa yang dikerjakan Dorkas ini mungkin kelihatan kecil, membuat baju dan pakaian untuk
janda-janda. Tetapi perhatikan bagaimana Alkitab mencatat tentang orang ini.
Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah.[2]
Alkitab terjemahan Bible in Basic English menuliskan demikian:
this woman was given to good works and acts of mercy at all times.
Perhatikan frase at all times! Sepanjang hidupnya, yang dia kerjakan adalah kebaikan dan belas kasihan.
Silakan dicermati terjemahan lainnya:
She spent all her time doing good and helping the poor.[3]
She was known for her good actions and acts of charity that she was always doing.[4]
Her life was wholly devoted to the good and charitable actions which she was constantly doing.[5]
Seorang Kristen yang suka berbuat baik kepada orang lain, terutama kepada orang miskin[6]
Bayangkan ini, seseorang yang dikenal sebagai pribadi yang sepanjang hidupnya, seluruh waktunya, diabdikan untuk mengerjakan perbuatan baik secara terus-menerus.
Ketika menuliskan khotbah ini, pertanyaan muncul di hati. Mungkin tidak perlu menunggu saya mati, sekarang ini – selagi saya masih hidup – apa yang dipercakapkan oleh orang-orang tentang saya. Apakah saya dikenal karena kebaikan yang saya kerjakan ataukah … ?
=======<0>=======
Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.