
Prisha dan Pandemi
Ketika pandemi mulai menerpa negeri ini, anak saya yang pertama, Prisha, belum berusia 2 tahun. Waktu itu, saya benar-benar tidak mengizinkan anak ini keluar rumah. Bahkan kakung dan utinya pun… Read more »
Ketika pandemi mulai menerpa negeri ini, anak saya yang pertama, Prisha, belum berusia 2 tahun. Waktu itu, saya benar-benar tidak mengizinkan anak ini keluar rumah. Bahkan kakung dan utinya pun… Read more »
Salah satu kalimat yang saya setujui tentang pernikahan adalah: The good time to have a partner of life is when we can live without anyone. Makanya, Saya tidak bisa membayangkan istri saya membuatkan teh di pagi hari, atau menyiapkan pakaian kerja, atau menyambut saya sepulang kerja, atau menunggu saya pulang dari pelayanan di (sangat) malam hari.
Kalau Anda buka halaman lisensi di blog ini, akan Anda temukan sedikit penambahan lisensi. Ada latar belakang mengapa saya memutuskan menambah term di atas untuk lisensi blog saya ini. Jadi,… Read more »
Dalam dunia kerja, menjadi irreplaceable itu adalah salah satu keunggulan yang hebat. Banyak disarankan, kalau mau bertahan dan meniti karir lebih tinggi, kita harus menunjukkan kualitas yang membuat kita dipertahankan… Read more »
Tulisan ini saya buat ketika mendengar seorang kawan sukses menjadi penyintas Covid-19. Saya memanggil dia dengan nama Joko Sunar. Pertemuan fisik terakhir kalau tidak salah di bulan Juni 2019, saat… Read more »
Anakku, Pangajeng Prisha Krisbudiyanti, tulisan ini secara khusus Bapak tulis untukmu. Nama di atas adalah nama tantemu. Tante Ely itu adik dari Bubun. Tepat satu tahun yang lalu, tantemu pulang… Read more »
Tidak tahu apakah di negara lain juga semacam di sini. Saya kok merasa obsesi orang Indonesia tentang agama orang lain ini sudah memuakkan ya. Apalagi agama orang yang sudah meninggal…. Read more »
Bukan karena sedang pandemi lalu mencocokkan tulisan. Ini tulisan awalnya saya beri judul “Kemubaziran tutup pasta gigi”, dan siap saya kirim ke salah satu media daring. Tapi sepertinya lebih cocok… Read more »
Watuk ana tambané, watak digawa mati. Kalau dalam bahasa Indonesia kira-kira artinya adalah “batuk itu ada obatnya, tetapi watak dibawa sampai mati”. Saya berulang mendengar kalimat ini, terutama kalau ada… Read more »
“Mas, dengan jadwal pelayanan dan pekerjaan yang hampir tanpa henti, tidak stress?” Benar kalau jadwal pelayanan itu berbaris, benar juga kalau pekerjaan itu juga hampir tiada henti, Tapi kalau stress… Read more »
Kalau bundanya Prisha menyebutnya piknik di hotel Panti Waluyo. Saya lebih memillih menyebutnya sebagai belajar di Kampus Panti Waluyo. Iya, benar Panti Waluyo itu nama rumah sakit. Lha kok jadi… Read more »
Gambar di atas adalah dua buku pertama Prisha. Benar, buku pertamanya Prisha adalah The Power of Simple Prayer tulisan Joyce Meyer. Ya jangan membayangkan kalau anak saya yang baru lahir… Read more »
Rekan kerja sekantor rupanya selingkuh, apa yang harus dikerjakan? Laporkan saja ke atasan, mudah toh. Lha, kalau selingkuhnya dengan atasan, apa tidak pusing kepala. Apalagi kita kenal dekat dengan pasangan… Read more »