Beberapa kali melewati Kejadian 2 dalam jadwal Bible Reading, sebenarnya ini kerap muncul. Mengapa TUHAN memerintahkan Adam untuk menamai setiap binatang? Kali ini saya akan menuliskan apa yang saya temukan.
Kemudian TUHAN Allah berkata, “Tidak baik kalau laki-laki ini hanya seorang diri saja. Aku akan menjadikan seorang pendamping yang cocok baginya.” Tetapi sebelum hal itu terjadi, dengan menggunakan bahan tanah, TUHAN menjadikan semua jenis binatang dan burung. Lalu setiap jenis binatang dan burung satu demi satu ditunjukkan kepada laki-laki itu supaya dinamai olehnya. Demikianlah semua jenis binatang dan burung mendapat nama. Laki-laki itu pun memberi nama kepada semua jenis hewan, binatang liar, dan burung. Tetapi dia tidak menemukan satu pun dari makhluk itu yang cocok untuk menjadi pendampingnya.[1]
Sebagaimana saya tuliskan dalam judul di atas, apa yang saya temukan tentang perikop ini, merupakan pandangan ekoteologi.
Perhatikan Kejadian 2:8-9,15!
8 Sebelumnya TUHAN Allah sudah membuat sebuah taman yang terletak di sebelah timur yang disebut Eden. Di taman inilah Dia menempatkan manusia yang sudah diciptakan-Nya itu. 9 Kemudian TUHAN menumbuhkan setiap jenis pohon yang indah dan yang menghasilkan buah yang enak … 15 TUHAN Allah mengambil dan menempatkan manusia itu di dalam Taman Eden untuk merawat dan mengurus taman itu.
Di mana Taman Eden? Ayat 15 menunjukkan bahwa TUHAN Allah mengambil dan menempatkan manusia di dalam Taman Eden. Menurut saya, di mana Tuhan menempatkan kita sekarang, itulah Eden kita. Kalau Tuhan menempatkan kita sekarang ini di Bumi ini, secara spesifik di Indonesia, maka di sinilah Eden kita. Tugas kita adalah untuk merawat dan mengurus.
Merawat (Ibrani: ‘abad) secara harafiah berarti bekerja; melayani; mendandani. Sebagaimana seorang tukang kebun yang memperindah taman. Tugas kita adalah merawat, bukan merusak. Dengan mendandani Bumi, bukannya menghancurkan, kita melayani Tuhan yang sudah menempatkan kita di sini.
Mengurus (Ibrani: shamar) berarti memagari; menjaga, melindungi; cagar, melestarikan. Oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia, cagar dimaknasi sebagai daerah perlindungan untuk melestarikan tumbuh-tumbuhan, binatang, dan sebagainya.
Sudah sangat jelas, bahwa sejak penciptaan, Alkitab menunjukkan bagaimana seharusnya hubungan manusia dengan alam. Merawat bukan merusak, mendandani bukan menghancurkan, melindungi dan melestarikan.
Sekarang kita lihat latar belakang perintah Tuhan kepada Adam untuk menamai binatang-binatang. Tuhan melihat bahwa kesendirian Adama adalah tidak baik, dan Tuhan memutuskan menciptakan binatang-binatang sebagai pendamping, meskipun kemudian di antara binatang-binatang itu Adam tidak menemukan pendamping yang cocok – penolong yang sepadan dalam Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia.
Saya mengira bahwa pemberian nama kepada binatang-binatang itu menunjukkan otoritas manusia atas binatang-binatang. Kemudian saya sampai pada kesimpulan bahwa perintah menamai binatang-binatang itu adalah tindakan TUHAN supaya Adam bisa mengenal satu persatu untuk akhirnya menemukan pendamping yang cocok.
Perhatikan ini, pada mulanya binatang-binatang itu diciptakan dengan tujuan sebagai pendamping bagi manusia. Pendamping (Ibrani: `ezer) yang oleh Alkitab bahasa Indonesi tepat diterjemahkan sebagai penolong. Semua binatang diciptakan oleh Tuhan pada awalnya sebagai pendamping dan penolong, partner bagi manusia untuk merawat dan mengurus Bumi, bukan untuk dieksploitasi tanpa batas.
Perenungan kita hari ini menunjukkan bagaimana seharusnya hubungan kita dengan alam dan lingkungan hidup.
=======<0>=======
Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
- [1]Kejadian 2:18-20 – Alkitab Terjemahan Sederhana Indonesia↩