Kata “hati” banyak kita jumpai di Alkitab. Perjanjian Lama bahasa Ibrani menggunakan kata leb, meskipun tidak selalu secara harafiah berarti hati.
jantungku berdebar-debar, kekuatanku hilang, dan cahaya matakupun lenyap dari padaku[1]
Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.[2]
Di dua ayat di atas, kata leb mengacu kepada hati sebagai pusat emosi.
Di dalam 1 Samuel 25:37-38, dinyatakan tentang jantung Nabal yang berhenti, dan dia menjadi seperti batu; tetapi masih hidup 10 hari lagi. Di sini jelas kata leb yang dipakai bukan menunjuk kepada organ jantung, melainkan emosinya. Namun dalam 2 Raja-raja 9:24, dituliskan panah Yehu menembus jantung Yoram, di sini berarti organ jantung yang sebenarnya.
Ketika nabi Yeremia berseru,
Aduh, dinding jantungku![3]
Ini bukanlah serangan jantung. Di sini leb terletak pada tingkat perasaan yang terdalam dan merekam tanggapan-tanggapan yang terdalam dalam kehidupan kita. Di hati terletak keingingan yang jauh lebih dalam dari keputusan-keputusan kehendak.
Menurut Ancient Hebrew Lexicon, kata leb tersusun dari dua piktograf.
yang merupakan ikon tongkat gembala yang menggambarkan otoritas; dan
yang merupakan ikon tenda yang menggambarkan isi.
Gabungan keduanya menghasilkan frase “otoritas dari dalam”. Kesadaran manusia terletak jauh di dalam, di hatinya.
Dalam Perjanjian Lama, sebagian besar kasus fungsi-fungsi intelektual dan rasional dianggap berasal dari hati. Yang sekarang kita kenal sebagai fungsi pikiran. Jadi, dalam Perjanjian Lama, hati adalah pusat kehidupan seseorang; diri pribadi yang mempertimbangkan, menanggapi, dan mengambil keputusan.
=======<0>=======
Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.