Exousia: kuasa yang indah

      No Comments on Exousia: kuasa yang indah

Glasses on Open Bible ca. 2001Kemarin ketika membaca Alkitab, saya tertumbuk dengan ayat ini.

Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. [1]

Kalimat yang terasa membekas di hati adalah “…. kuasa …. untuk menguasai”. Kalau tentang “tenaga” pasti sudah sering dikhotbahkan, sementara tentang kuasa ini, sampai saat ini saya belum pernah mendengar tentang makna yang baru saja saya temukan.

Kata kuasa di ayat tersebut berasal dari kata exousia (=Yunani). Ada banyak makna dari kata ini, tetapi salah satu arti yang dicatat oleh Strong Concordance adalah Exousia: power of choice, liberty of doing as one pleases power of choice, liberty of doing as one pleases. Yup, salah satu makna dari kuasa di ayat tersebut adalah kuasa untuk memilih, sebuah kebebasan untuk melakukan sesuai yang dikehendaki. Ini makna yang indah dan begitu dalam.

Hal ini berarti Yudas Iskariot memiliki kuasa untuk memilih apakah dia mengikuti bisikan iblis atau tidak. Simon Petrus juga memiliki kebebasan untuk memilih menyangkal Yesus atau tidak. Hal yang sama berlaku juga untuk kita.

Masing-masing kita diberikan exousia, sebuah kuasa untuk memilih apakah tunduk kepada Allah atau untuk mengikuti kuasa kegelapan. Kita diberinya kuasa untuk memilih mengampuni atau membalas dendam, untuk membaca Alkitab atau untuk menyaksikan sinetron kesukaan, untuk menyenangkan daging kita atau memberi makan roh kita.

Exousia memberi kita pengertian bahwa hidup adalah pilihan. Kristus punya rencana yang terbaik untuk kita, tetapi Dia tidak bisa memaksakan kehendak-Nya. Dia punya rencana keselamatan yang indah bagi kita, tetapi tetap pilihan kita yang menentukan apakah kita diselamatkan atau tidak.

Exousia inilah yang membawa Hawa dan Adam, hingga seluruh manusia terjatuh dalam dosa. Exousia juga yang membuat Hananya, Misael, dan Azarya memilih Allah meskipun diperhadapkan dengan dapur api. Exousia jugalah yang diperagakan Tuhan Yesus saat memilih untuk taat sebagai Anak hingga mati di kayu salib.

Anda dan saya diberikan kuasa yang sama – exousia – a power to choice. Dengan kuasa ini, apakah yang kita pilih?

=======<0>=======

Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.

CC BY-NC-SA 4.0 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

  1. [1]Lukas 9:1

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Captcha * Time limit is exhausted. Please reload CAPTCHA.