Yudas Iskariot: apa saja yang dibuangnya (bagian 1)

Seandainya saja Yudas Iskariot tetap setia, saya rasa akhir hidupnya tidak setragis apa yang dituliskan oleh Alkitab. Katakanlah bahwa dia mengkhianati Tuhan Yesus, tetapi sesungguhnya Alkitab pun mencatat bahwa dia menyesalinya, dan seandainya dia bertobat sebagaimana Petrus bertobat, mungkin sejarah akan mencatat hal yang berbeda dari rasul yang satu ini.

Dikenal sebagai simbol utama pengkhianatan, Alkitab sama sekali tidak mencatat kehidupan Yudas Iskariot sebelum bertemu dengan Tuhan Yesus. Nama Iskariot sangat dimungkinkan untuk menunjukkan tanah kelahirannya, yaitu Keriot; sekaligus untuk membedakannya dengan Yudas, rasul yang lain.

Saya merasa sesungguhnya Yudas Iskariot ini kalau dalam bahasa manusia layak disebut beruntung. Lhoh, kok bisa? Di antara sekian ribu orang yang mengikuti Tuhan Yesus, dia adalah salah satu di antara 12 orang yang dipilih-Nya secara khusus untuk mendampingi pelayanan-Nya. Artinya hak istimewa untuk bersama dengan Guru Besar, TUHAN yang menjelma menjadi manusia, 24 jam sehari selama kurang lebih tiga tahun masa pelayanan Tuhan Yesus di bumi.

Sekaligus dipilih untuk menjadi bendahara bagi pelayanan Tuhan Yesus. Ingat bahwa Tuhan Yesus juga disokong oleh pelayanan para wanita di sekelilingnya, dan beberapa di anatar mereka dicatata sebagai wanita-wanita terpandang dan kaya dalam harta. Kalau Yudas Iskariot saja dipercaya untuk mengelola uang itu selama di bumi ini — dalam pikiran manusiawi saya — bukankah sangat mungkin paling tidak dia akan menjabat Menteri Keuangan di Langit Baru dan Bumi Baru nanti. Sesungguhnya kalau dalam hal pengelolaan keuangan, tentu ada Matius orang Lewi si pemungut cukai yang lebih ahli, tetapi pilihan Tuhan tetap kepada Yudas Iskariot.

Berjalan dan bergaul dengan 11 sahabat yang luar biasa, meskpun orang-orang yang sederhana. Alkitab tidak pernah mencatat konflik yang serius antara Yudas Iskariot dengan 11 rasul lainnya, artinya hubungan persahabatan mereka sungguh baik. Belum lagi menjadi pusat perhatian ke mana mereka pergi bersama dengan Tuhan Yesus.

Kalau semua hal di atas tidak bisa disebut anugerah, apa lagi coba. Tetapi sayangnya memang, Yudas Iskariot memilih membuang itu semuanya. Anugerah apa saja yang Tuhan sudah berikan dan kerjakan dalam hidup kita, apakah kita akan membuangnya begitu saja.

=======<0>=======

Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.

CC BY-NC-SA 4.0 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Captcha * Time limit is exhausted. Please reload CAPTCHA.