Kalau ada pertanyaan macam di atas, “Benarkah Linux kebal virus?”, jawaban saya bisa ya bisa juga tidak, tergantung siapa dulu yang bertanya. Kalau yang bertanya adalah orang IT, saya akan jawab “tidak”. Kalau yang bertanya bukan orang yang terlibat langsung dengan IT, saya akan jawab langsung “ya”. Lhoh kok? Ya, karena jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak.
Begini, saya tunjukkan fakta yang saya alami dulu ya. Saya menggunakan Linux pertama kali di tahun 2001, pertama-tama sih pengguna pasif, sampai aktif menggunakan Linux sejak 6 tahun terakhir. Saya sudah mencoba Red Hat, OpenSUSE, Ubuntu, dan BlankOn, dengan beberapa turunannya, dan belum pernah sekalipun Linux yang saya pakai terkena virus, malware, spyware, dan semacamnya.
Apakah ini berarti Linux kebal virus? Saya lebih suka mengatakan kalau Linux lebih tahan virus. Faktanya kalau memang ada virus yang menyerang Linux, meskipun itu sangat-sangat jarang terjadi dan kita dengar. Kalaupun virus berhasil menyerang Linux, juga tidak akan bertahan lama. Menurut saya ada beberapa faktor yang menyebabkan Linux lebih tahan virus. Ini bukan penjelasan teknis lho ya, silakan googling saja kalau butuh teknisnya. Seperti dulu saya bilang, salah satu kelemahan Linuxer adalah gaptek terhadap virus komputer, jadi penjelasan saya ini sederhanya saja.
Faktor pertama yang menyebabkan Linux lebih tahan virus adalah faktor popularitas. Benar bahwa 9 dari 10 super komputer di dunia menggunakan Linux, benar bahwa dari sisi keamanan jaringan, dan korporasi, Linux lebih banyak dipakai dan lebih bisa diandalkan, tetapi dari segi popularitas, Linux masih kalah dari Windows. Hal ini yang menurut saya menyebabkan para pembuat virus agak malas berkreasi membuat virus untuk Linux.
Hal ini cukup terbukti dengan kemunculan sistem operasi Android yang berbasis Linux. Popularitasnya yang menanjak dengan cepat dalam tempo yang relatif singkat langsung mengundang virus dan kawan-kawannya. Dulu salah satu dosen saya pernah berkata kalau virus komputer itu tidak akan bisa dibasmi, karena virus komputer itu adalah karya seni. Kalau kita membasmi virus maka kita sedang menghentikan sebuah kreasi seni 🙂 Nah, hal ini menjadi dilema bagi para provokator Linux — termasuk saya — yang ingin mempopulerkan Linux, tetapi di satu sisi juga sedikit kuatir karena popularitas Linux pasti mengundang virus.
Kedua, tidak bisa disangkal kalau sistem Linux jauh lebih aman daripada Windows. Kalau di Windows tingkat keamanan hanya sampai kepada Administrator, Linux setingkat di atasnya dengan Super User. Di Windows, Administrator sudah bisa masuk ke sistem. Di Linux, butuh akses Super User untuk bisa masuk ke root sistem. Belum lagi adanya semacam watchdog pada setiap root Linux yang bekerja jauh lebih cepat daripada waktu eksekusi virus komputer, sehingga virus komputer tidak sempat dieksekusi.
Ditambah lagi adanya sekian banyak distro Linux yang beredar sekarang ini. Kalaupun ada virus yang sempat menyerang di satu distro, belum tentu bisa menyerang di distro lainnya. Setiap distro yang dikembangkan secara profesional pasti memiliki satu divisi yang sering saya sebut divisi hacker. Orang-orang di dalamnya bertugas untuk menyerang distro mereka sendiri dengan berbagai cara yang memungkinkan untuk menguji keamanan dan menemukan celah kalau ada. Jika ada celah yang ditemukan, update segera dirilis untuk memperbaikinya. Ini lagi keunggulan Linux, update perbaikan yang muncul dalam tempo singkat.
Faktor ketiga adalah Linux merupakan sistem operasi berbasis komunitas. Artinya begini, kalau ada virus yang menyerang satu komputer, usernya akan langsung membukanya kepada komunitas, akibatnya virus ini segera dikeroyok bersama-sama. Hal ini yang menyebabkan virus tidak bisa bertahan lama. Kelebihan open source adalah kode yang terbuka memungkinkan siapa pun untuk memodifikasi Linux.
Maka saya sarankan kalau Anda pengguna Linux untuk bergabung dengan komunitas Linux baik offline maupun online. Komunitas dan forum Linux sangat terbuka membantu pengguna Linux satu dengan yang lain. Kalau untuk berjaga-jaga sih bisa juga pasang antivirus di Linux, meskipun saya tidak tahu apa manfaatnya 🙂
Nah, khusus untuk Android yang dikabarkan banyak diserang virus dan kawan-kawannya, tidak perlu terlalu kuatir. Apalagi kalau HH Android Anda belum di-root, maka bisa dipastikan HH Android masih sangat aman, selama Anda hanya memasang aplikasi yang dapat dipercaya. Kalau HH Android sudah di-root memang lebih rentan serangan virus, meskipun juga tidak banyak yang pernah mengalaminya. Kalaupun HH Android root kena virus, tinggal flash ulang saja, sangat mudah. Pengguna Android yang senang mengoprek HH-nya pasti tahu yang saya maksudkan 🙂
Okay, kalau begitu tidak ada alasan untuk tidak bermigrasi ke Linux kan?
=======<0>=======
Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
mas mau tanya … ada ngga totarial linux For BACKTRACK 5R3 .. soalnya saya pakai untuk belajar backtrack 5r3 terimakasih
Hayoo … mau belajar nge-hack ya :)) Maaf tidak saya tidak pakai Backtrack. Coba mampir ke http://indobacktrack.or.id/ atau ada forumnya juga di Kaskus dan di media sosial lainnya seperti Twitter dan Facebook.