Kalimat terakhir di ranjang kematian

D. Martin Lloyd-Jones, seorang pengkhotbah dan penafsir Alkitab, yang melayani sebagai pastor di Westminster Chapel London sejak 1939-1968, menutup hidupnya pada 1 Maret 1981. Selama masa sakitnya, sahabat, jemaat, pastor, dan pendeta silih berganti datang untuk mendoakan kesembuhannya. Di hari-hari terakhirnya, dia sudah tidak dapat lagi bicara, berkomunikasi hanya lewat tulisan di secarik kertas. Menyadari bahwa waktunya sudah dekat, dia menghentikan semua penjenguknya yang akan berdoa dengan tulisan di kertas:

“Do not hold me back from glory”

Menakjubkan mencermati apa yang diucapkan oleh manusia di waktu-waktu terakhir hidupnya. Hal ini membuat saya mencoba meneliti apa yang diucapkan oleh tokoh-tokoh Alkitab dan beberapa tokoh lainnya di akhir hidupnya. Saya menemukan bahwa apa yang mereka ucapkan menjelang kematian mereka di bumi ini sebenarnya adalah apa yang sungguh mereka pandang berharga, apa yang selama hidup di bumi mereka perjuangkan.

Perhatikan bagaimana Yohanes mencatat kalimat terakhir Tuhan Yesus sebelum kematian-Nya “Sudah selesai”.[1] Adalah sebuah kepuasan ketika Dia bisa menyelesaikan perjuangan dari tugas yang diberikan Bapa kepada-Nya.

Pesan Daud kepada Salomo di ranjang kematiannya bisa kita baca di 1 Raja-raja 2:2-4

Aku ini akan menempuh jalan segala yang fana, maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju, dan supaya TUHAN menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel.

Apa yang dikejar dan diperjuangkan oleh Paulus seumur hidupnya, nyata dalam tulisan-tulisan terakhir dari surat-surat kirimannya.

Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. [2]

Masih ingat kalimat-kalimat terakhir Stefanus?

“Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan …. Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku …. Tuhan,  janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!”[3]

Martin Luther, tokoh reformator itu mengucapkan kalimat ini di akhir hidupnya:

“Our God is the God from whom cometh salvation. God is the Lord by whom we escape death.”

John Knox – tokoh reformasi dari Skotlandia – mengucapkan kalimat ini tepat sebelum kematiannya:

“Live in Christ, die in Christ, and the flesh need not fear death.”

John Newton, penulis lagu Amazing Grace mengucapkan ini,

“I am still in the land of the dying; I shall be in the land of the living soon.”

Thomas Edison, seorang penemu dengan lebih dari 2000 hak paten, bahkan mengatakan kalimat ini,

“It is very beautiful over there.”

Lalu bagaimana kalimat terakhir kita nantinya. Apakah akan seperti pernyataan Italo Svevo? Dia adalah seorang novelis Yahudi yang di saat menjelang kematiannya mengatakan kepada seorang perawat yang akan mendoakannya kalimat ini:

“When you haven’t prayed all your life, it’s no use at the last moment!”

=======<0>=======

Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.

CC BY-NC-SA 4.0 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

  1. [1]Yohanes 19:30
  2. [2]2 Timotius 4:6-8
  3. [3]Kisah Para Rasul 7:56-60

1 thought on “Kalimat terakhir di ranjang kematian

  1. Pingback: Akankah aku bisa seperti Dorkas? | Martianus' Blog

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Captcha * Time limit is exhausted. Please reload CAPTCHA.