Bukan penikmat kopi sih, apalagi maniak kopi, lha wong paling banter cuma minum kopi dua kali seminggu. Tapi saya suka kopi, masalahnya sih cuma saya tahu segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Kalau ditanya apa suka kopi, saya akan jawab sangat suka, tapi ya membatasi diri lah. Lagian bagi saya kopi itu bukan penghambat kantuk, lebih sebagai mood-booster saja.
Dulu paling-paling sih bikin itu kopi instan. Tapi semenjak KopiOey (dulu namanya Kopitiam Oey) buka di Sala, jadi kenal kopi racikan. Apalagi tahu kalau yang dipakai KopiOey itu Kopi Aroma dari Bandung, sekarang tidak doyan lagi kopi instan. Beberapa kali ke Bandung pingin mampir ke Kopi Aroma tapi tidak pernah sempat, jadi biasanya kalau stock di rumah habis ya ke KopiOey untuk beli sebungkus kopi Aroma.
Kalau di rumah biasanya ngopi dengan dua pilihan cara yang sederhana. Kalau mau rasa yang berbeda ya biasanya lari ke KopiOey, di sana ada bermacam-macam kopi yang bisa dicoba.
Kalau di rumah, pilihan pertamanya adalah kopi tubruk sederhana. Katanya disebut kopi tubruk karena kopinya ditubruk dengan air panas, sesederhana itu.
Bubuk kopi dimasukkan ke cangkir, berapa banyaknya itu sih tergantung selera.
Kemudian tambahkan air panas dan diamkan sejenak. Aroma kopi yang nikmat itu akan muncul.
Kata para pakar kopi, kalau bubuk kopi masih segar saat ditambahkan air panas akan muncul gelembung udaranya. Kemudian aduk kopi dan diamkan sejenak supaya kopi mengendap dan rasa bercampur.
Nah, yang unik dari kopi Aroma ini ada lapisan yang indah di bagian atas cangkir kopi, tanpa tambahan apapun lho.
Kalau sudah siap begini, biasanya saya diamkan dulu satu atau dua menit. Ritual pertama adalah hirup aromanya, baru kemudian sesap pelan-pelan. O’ya, saya tidak suka menambahkan apapun ke dalam kopi. Yang enak dari kopi itu ya rasa pahit dan sedikit rasa asam yang tipis dan nikmat.
Nah, pilihan pembuatan kopi yang ini cukup mudah dan cepat. Yang jadi masalah adalah orang rumah tidak suka kopi pahit, harus ditambahkan gula. Akhirnya daripada repot buat dua cangkir kopi akhirnya beli alat pembuat kopi. Tapi yang itu besok lagi saja ya ceritanya 🙂 O’ya bagaimana cerita ngopimu?
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.