Prisha dan Bangjo

      No Comments on Prisha dan Bangjo

Kalau di kota kami ini disebut Bangjo — singkatan dari abang ijo (merah hijau) — ya itu lampu lalu lintas yang warnanya merah, kuning, dan hijau.

Memang sejak paham warna, Prisha itu sudah tahu warna merah, kuning, dan hijau pada lampu lalu lintas. Bahkan sebelum Prisha masuk TK sudah paham tentang hal ini.

Sekali waktu saat mengantar Prisha ke TK, di perempatan lampu bangjo menyala merah, saya tetap meluncur belok kiri. Prisha bertanya, “Bapak, itu lampunya merah, kok tidak berhenti?”.

Saya jawab, “Di bawahnya ada tulisannya, Mbak”.

Prisha bertanya lagi, “Tulisannya apa, Bapak?”

“Besok dibaca ya.”, sahut saya.

Esok harinya Prisha membaca tulisan di bawah lampu bangjo itu “Belok Kiri Langsung”, dan saya menjelaskan artinya.

Di hari lain, ketika berhenti di lampu bangjo yang berbeda, Prisha membaca tulisan “Lurus Ikuti Lampu”. Sementara lampu sedang menyala merah, banyak kendaraan yang tetap melaju. Komentar lah anak ini, ” Itu lampu merah, kok jalan semua?”

Saya jawab, “Itu orang-orang buta warna, Mbak”.

Lanjut bertanya dong Prisha, “Buta warna itu apa?”

“Buta warna itu tidak bisa membedakan warna, tidak tahu bedanya merah, kuning, dan hijau. Makanya jalan terus saja.”, jawab saya.

Prisha melanjutkan, “Kalau begitu Kakek juga buta warna to?”

Saya mulai tahu arah perbincangannya, “Eh, kok bisa?”

Prisha menjawab, “Itu Kakek sering kalau lampu merah jalan terus saja. Buta warna ‘kan? Eh, tapi Kakek tahu warna kok. Tapi, kalau bangjonya merah kok tetap jalan ya?”

Bapaknya garuk-garuk kepala, meski memakai helm.

=======<0>=======

Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.

CC BY-NC-SA 4.0 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Captcha * Time limit is exhausted. Please reload CAPTCHA.