Kata kirmizi bisa kita temukan cukup banyak di dalam Alkitab, tetapi kata kesumba dalam Alkitab bahasa Indonesia hanya ada di satu ayat ini:
Marilah, baiklah kita berperkara! –firman TUHAN–Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. [1]
Kalau kita buka KBBI versi daring, dan mencari makna dua kata tersebut, maka kita bisa temukan bahwa baik kirmizi maupun kesumba menunjuk kepada warna.
Kirmizi: merah tua atau ungu
Kesumba: warna merah tua; merah menyala
Saya rasa jelas bukan tanpa alasan para penerjemah Alkitab kita ini memilih kata kesumba, karena dalam bahasa Ibrani, dua kata ini cukup sering dituliskan berdampingan.
Warna merah kirmizi didapat dari telur hewan coccus ilicis, serangga kecil yang hidup di kawasan sebelah timur Laut Tengah. Kain yang akan diwarnai kirmizi, dicelupkan dalam larutan warna ini sebanyak dua kali. Menghasilkan warna yang sangat tahan lama. Bahkan dikatakan karena dobel proses ini, baik dicuci, terkena hujan, terkena debu dan pasir gurun, maupun penggunaan yang terus menerus tidak akan menghilangkan warna ini.
Sebuah gambaran yang indah akan dosa dan pengampunan. Tidak ada usaha manusia, baik itu ibadah, korban persembahan, doa, ataupun ritual apapun yang dapat menghapuskan gelapnya dosa. Hanya TUHAN yang berkuasa memberikan pengampunan itu.
Sementara kesumba meskipun memberikan warna merah juga, tetapi ada sedikit perbedaan. Merahnya kesumba didapat dari sejenis ulat, atau bisa juga dari cangkang siput. Uniknya warna kesumba ini biasanya digunakan untuk memberi warna kain wol yang berasal dari bulu domba.
Sekali lagi bagaimana penulis kitab Yesaya ini menunjukkan gambaran yang indah tentang pengudusan. Ketika Allah memberikan pengampunan, hidup kita dikuduskan kembali seperti rancangan awal Tuhan atas hidup kita,
Sedikit lagi ya tentang gambaran merahnya dosa itu. Kata kirmizi yang dalam bahasa Ibrani ditulis sebagai shaniy ternyata memiliki piktograf berupa gigi dan benih. Di sini benih menunjukkan keberlanjutan. Bisa jadi bahan khotbah tersendiri โkan. Dosa itu seperti gigi tajam yang mencengkeram dan menekan terus-menerus.
Jadi, ingat kembali kesaksian Yohanes saat menuliskan ini:
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.[2]
=======<0>=======
Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Ini web yang berbayar ya pak?
Kalau pengunjungnya gratis, Mas ๐ Saya yang wajib membayar biaya sewa domain dan hosting.
user sudo dan pengikutNya, semangat terus mas
Siap