Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul dalam hati manusia, semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.
Pasti banyak yang hapal ayat ini, bahkan menjadikannya ayat emas, bukankah juga ada lagunya tentang ayat ini. Dulu – hingga beberapa hari yang lalu – anggapan saya tentang ayat ini adalah, TUHAN bisa menyediakan segala hal keperluan saya, bahkan semua yang tidak pernah saya lihat, semua yang tidak pernah saya dengar, ataupun semua yang tidak muncul dalam keinginan saya, TUHAN mampu menyediakan itu semua. Bisa saya dengar “Amin”?
Eh, tunggu dulu. Sampai beberapa hari yang lalu saya belum meneliti benar-benar ayat ini. Ingat prinsip-prinsip penting belajar Alkitab? Jangan sembarangan memenggal, lihat konteksnya, baca keseluruhannya! Nah, baru kemudian saya menyesal mengapa menemukan kebenaran tentang ayat ini harus membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Ayo, kita baca lengkap ya.
Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab: “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.[1]
Nah, sengaja saya hilangkan semua angka ayatnya, supaya kita bisa membaca konteksnya dengan utuh. Kalau ayat 9 ditafsirkan seperti pandangan saya dulu yang saya tulis di atas, bukankah menjadi terlepas dari konteksnya. Bukankah Paulus sebenarnya sedang menuliskan tentang hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia? Tentang pikiran Tuhan? Lalu di mana hubungannya dengan keinginan-keinginan hati manusia? Jadi cukup jelas kan?
Ayat 9 dari 1 Korintus 2 bukanlah tulisan rasul Paulus sendiri, dia mengutip dari Yesaya 64:4. Supaya utuh, kita baca semuanya ya.
Sekiranya Engkau mengoyakkan langit dan Engkau turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu – seperti api membuat ranggas menyala-nyala dan seperti api membuat air mendidih – untuk membuat nama-Mu dikenal oleh lawan-lawan-Mu, sehingga bangsa-bangsa gemetar di hadapan-Mu, karena Engkau melakukan kedahsyatan yang tidak kami harapkan, seperti tidak pernah didengar orang sejak dahulu kala! Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian. Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala. Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami. Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu. Ya TUHAN, janganlah murka amat sangat dan janganlah mengingat-ingat dosa untuk seterusnya! Sesungguhnya, pandanglah kiranya, kami sekalian adalah umat-Mu. Kota-kota-Mu yang kudus sudah menjadi padang gurun, Sion sudah menjadi padang gurun, Yerusalem sunyi sepi. Bait kami yang kudus dan agung, tempat nenek moyang kami memuji-muji Engkau, sudah menjadi umpan api, maka milik kami yang paling indah sudah menjadi reruntuhan. Melihat semuanya ini, ya TUHAN, masakan Engkau menahan diri, masakan Engkau tinggal diam dan menindas kami amat sangat?[2]
Silakan baca tafsiran-tafsiran Alkitab, kalau pendeta Anda sungguh-sungguh belajar teologia, pasti tahu pesan besar yang dibawa Yesaya dalam tulisan-tulisannya. Yah, penantian akan kedatangan Sang Mesias!
Inilah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia yang tidak dikenal oleh manusia duniawi. Yang tidak pernah dilihat oleh mata, yang tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia adalah TUHAN yang mengoyakkan langit, turun dari Sorga, mewujud dalam manusia Yesus Kristus untuk menyelamatkan umat-Nya. Maka kita bisa melihat hubungannya saat Paulus menuliskan kalimat ini, “Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.”
Kekayaan, kelimpahan, kesuksesan yang besar seperti milik Salomo, manusia pernah melihat dan mendengarnya. Mujizat yang besar dan ajab, manusia pernah melihat dan mendengarnya. Apa yang tidak pernah didengar, tidak pernah dilihat, bahkan tidak pernah timbul di hati manusia adalah TUHAN Yang Mahatinggi, berkenan mengosongkan diri mengambil rupa seorang manusia.
Bukankah ini jauh melebihi semua kemakmuran dan kelimpahan yang selalu diberitakan para pengkhotbah palsu itu? Ataukah kita ini termasuk manusia duniawi yang menganggap itu semua sebagai sebuah kebodohan, seperti yang dikatakan Paulus?
=======<0>=======
Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.