Pertama kali punya hp itu diturunkan dari Bapak, tahun 2000. Karena musti kost Jogja buat kuliah, sementara di kost tidak ada telepon, akhirnya Bapak merelakan hp-nya buat kupakai. Itu hp AMPS, teknologi sebelum GSM. Bayangkan di tahun itu masih pakai hp AMPS, yang lain sudah pakai GSM padahal. Lupa nama providernya sih, tapi yang jelas cuma bisa buat telepon, tidak bisa buat sms. Itupun kalau ada telepon atau mau telepon musti lari ke lantai atas buat cari signal 🙂 Tapi itupun sudah cukup buatku pada waktu itu.
Mungkin tahun 2001, baru ganti hp, karena hp AMPS yang pertama sudah masuk ICU. Seorang kawan kakaknya jualan hp dan menawarkan Ericsson T10 second (dulu belum jadi Sony Ericsson). Itu hp GSM pertama saya. Chassingnya sudah diubah jadi chassing Nokia ditambahi 12 lampu LED, bayangkan “cerahnya” hp saya waktu itu. Juga beli nomor perdana yang terus dipakai sampai sekarang. Dulu perdana itu harganya 150 ribu lho, sekarang ini … waduh 🙂
Bertahan sekitar satu tahun, akhirnya T10 mengalami kerusakan tidak bisa deteksi sim card. Setelah berulang kali direparasi, akhirnya dipensiunkan. Untuk pertama kalinya beli hp yang “gres” baru (ndak second), yaitu Siemen M35i. Kawan-kawan dulu suka mengejek dengan sebutan hp “gedang” (Jawa: pisang), karena bentuk dan warnanya persis pisang 🙂
M35i ini bertahan hampir 3 tahun, melalui beberapa kali ganti baterei. Sampai hp kekasih rusak, jadi hp ini dipakai kekasih hati. Terpaksa beli hp lagi, kali ini second dengan harga sangat murah, karena yang jual sedang butuh uang, yaitu Siemen C55. Lumayan keren lho ini, meskipun tetap saja sudah ketinggalan zaman waktu itu.
Seperti biasa, hp second pasti batereinya nge-drop. Setelah berulangkali beli baterei, C55 ini mulai ngambek. Meskipun diberi baterei baru, tetap saja tidak bisa dipakai. Hanya bisa dipakai kalau kabel charge terpasang. Apa bedanya dengan telepon PSTN rumah to? 🙂 Terpaksa beli hp lagi, sekarang beralih ke Sony Ericsson K310i. Ini pertama kalinya kenalan dengan bahasa pemrograman Java. Sejak saat itu senang sekali bergelut dengan Java.
Kemudian di tahun 2010, K310i mulai rewel, setiap kali di-charge arusnya tidak mau masuk. Bubar. Terpaksa beli hp baru. Kali ini pertimbangannya tetap harus yang support Java, karena banyak bergelut di bahasa pemrograman ini. Akhirnya pilihan jatuh ke HT-Mobile G33, dan bertahan sampai sekarang. G33 ini sudah menemani saya dalam berkhotbah di banyak tempat, plus sangat “fleksibel” untuk “diotak-atik” 🙂
Nah itu sejarah handphone yang pernah saya pakai. Beberapa hal yang bisa disimpulkan adalah:
- Setiap kali beli handphone, pasti terpaksa, karena perlu, bukan karena pengin. Seringnya karena hp sudah rusak tidak bisa diperbaiki lagi.
- Handphone yang saya beli selalu ketinggalan zaman. Yang lain sudah pakai GSM, saya masih pakai AMPS. Yang lain sudah pakai hp berkamera, saya beli yang tanpa kamera. Zamannya BB dan TouchScreen, saya baru mulai pakai yang QWERT. Biarin toh 🙂
- Setiap kali beli handphone, tidak pernah keluar uang lebih dari 500 ribu, nah ini alasan utama pemilihan handphone saya. Murah tapi bisa dibikin powerful.
- Bagi saya, fungsi utama handphone adalah yang penting bisa buat telepon dan sms. Untuk fungsi-fungsi yang lain sudah ada perangkatnya sendiri.
Bagaimana sejarah handphone-mu?
Update:
Sejak Desember 2011 saya menggunakan HH Android Sony SK-17i Xperia Mini Pro 🙂
Sejak pegang HH Android, urusan ngoprek menjadi sering. Dari rooting, flash, hingga gonta-ganti custom rom.
Update Agustus 2013:
Dapat tambahan gawai oleh-oleh dari Singapura, Samsung Galaxy Tab 2. Yang ini lebih banyak digunakan untuk mengajar dan berkhotbah. Dioprek pastinya lah.
Update April 2015:
Sebenarnya sedang menunggu Ubuntu Phone, cuma tidak tahu kapan datang ke Indonesia. Eh, tahu-tahu mampir berita Xiaomi meluncurkan Redmi 2 di Indonesia. Iseng-iseng ikut flash sale yang pertama, eh langsung dapat. Nunggu kiriman sampai satu minggu, dan dapat. Sementara Xperia Mini Pro disimpan dulu sebagai cadangan.
=======<0>=======
Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
liat foto2nya bikin kangen hp jadul jaman sd 🙂
Ah, zaman SD sudah mainan HP. Dulu saya SD cuma bisa main gobag sodor 🙂
Terima kasih kunjungannya.